ZOROASTER: AGAMA MONOTEISME

   

SUMBER


Nama Zoroaster mungkin tidak terlalu dikenal, bahkan jika ada yang mengenalnya, mungkin pandangan orang akan mengetahuinya sebagai agama yang menyembah api. Julukan penyembah api sudah sejak lama disematkan kepada penganut agama ini padahal jika ditelaah lebih lanjut, julukan itu tidak layak menjadi atribut bagi agama ini.            

Jika kita meneliti dan membaca sumber yang autentik, kita akan menemukan bahwa agama ini tidaklah menyembah api seperti tuduhan yang mereka terima. Agama ini bahkan menganut paham Monoteisme, mengajarkan Tauhid, dan menuntun umatnya kepada Tuhan. Dalam sejarahnya, Zarathustra (nabi agama Zoroaster) mengajak masyarakat Persia untuk menyembah Ahura Mazda, Tuhan agama  Zoroaster. Sedangkan mengenai api, mereka sangat menghormatinya. Seperti matahari yang menjadi rumusan transenden mereka, api adalah rumusan imanen bagi penganut Zoroaster. 

Zoroaster merupakan agama pertama yang mengajarkan konsep monoteisme. Sistem teologi dan pemikirannya sangat maju pada masa itu. Zarathustra membawa sesuatu yang baru dalam ajarannya dalam memahami konsep realitas. Maka tidak berlebihan, jika agama Islam, Kristen, Yahudi, dan agama-agama lain yang mengikuti paham monoteisme “berhutang” pada agama tertua yang ada di Iran ini. Karena pemikiran-pemikiran filosofis agama ini banyak ditemui di agama-agama monoteisme lain.

Di Iran tidak hanya ada agama Zoroaster, namun terdapat banyak mazhab-mazhab lain, seperti Maniisme atau Manikheisme yang menyembah api dan mazhab Mazdak. Sebelum Zoroaster muncul dan menjadi agama resmi Persia, penduduk di negara tersebut menganut sistem paganisme, dinamisme, animisme, dan politeisme. Sebelum masa kekuasaan Media, orang-orang pribumi menganut sebuah ajaran yang bernama agama Magi atau Magush. Dalam bahasa Iran kuno Magh (Magy) bermakna pelayan dan Magush yang berarti kelompok pendeta atau penyihir. Agama ini telah menjadi agama tradisional penduduk setempat, agama ini yang menjadi asal mula terbentuknya agama majusi yang menyembah api.

Agama tradisional bangsa Persia ini telah ada sebelum agama Zoroaster. Agama tradisional ini menganut ajaran dinamisme dan animisme yang mempercayai adanya roh-roh di setiap benda. Kedatangan Zoroaster awalnya menjadikan Ahura Mazda sebagai zat yang tidak bisa dibayangkan dan tidak bisa digapai akal, sehingga Zarathustra menjadikan matahari sebagai rumusan transenden dan api sebagai rumusan imanen terhadap Ahura Mazda, karena kedua benda tersebut sangat menggambarkan keagungan dan kebesaran.

Dalam ritual keagamaan, Zoroaster menempatkan api sebagai hal yang sakralkan. Mereka selalu menyalakan api suci di setiap kuil-kuil peribadatan. Api-api yang terus menyala itu sebagai tanda hadirnya Ahura Mazda. Sebelum mendirikan sebuah kuil pun, dibutuhkan api suci untuk menyalakan api tungku kuil api baru, yakni dengan sembilan obor, di mana api obor pertama digunakan untuk menyalakan obor kedua dan seterusnya. Pada obor kesembilan itulah apinya disebut dengan api suci.

Akibat api yang sangat disucikan ini, Majusi menjadi sinkretis dengan agama Zoroaster dan menjadi aliran sesat dari agama Zoroaster. Sinkretisme Majusi tersebut dianut sebagian penganut Zoroaster sehingga menjadi satu aliran dalam agama Zoroaster. Aliran ini menjadikan api (Atar) sebagai simbol dari keberadaan Terang (Ahura Mazda).

Akhirnya di Iran tambah satu agama baru lagi yang dinamakan Majusi. Agama Majusi ini yang menjadi agama resmi negara dan menggeser agama Zoroaster sendiri. Sekarang populasi Zoroaster menjadi minoritas dan karena sulitnya penerjemahan teks kitab sucinya menyebabkan banyak terjadi penyimpangan dalam agamanya, sehingga agama Zoroaster yang dulunya menyembah hanya Ahura Mazda yang tidak dapat dilihat dan dibayangkan, sekarang banyak yang menyembah api itu sendiri yang hanya sekedar barang yang disucikan.

            Dalam tafsir Ibnu Katsir, hal ini disebutkan dalam surat an-Nisa’ ayat 150.

والمجوس يقال انهم كانوا يؤمنون بنبي لهم يقال له زرادشت، ثم كفروا بشرعه فرفع من بين أظهرهم

            “Agama Majusi, diceritakan bahwa mereka dahulunya beriman kepada Nabi mereka yang mereka menyebutnya Zaradust, kemudian mereka mengingkari syariatnya sehingga diangkatlah syariat itu dari mereka.”







Sumber: 

Siti Nadroh and Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, 1st ed. (Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press, 2013)

M. Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia (Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), 21.

https://islampedia.id/perbedaan-majusi-dan-agama-zoroaster-485832ac35cf

Arief Wibowo and Muhammad Fadli, ‘PENGARUH ZOROASTER TERHADAP AGAMA DAN PERADABAN DUNIA’, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Tafsir Ibnu Katsir jilid 2


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SIMBOL AGAMA ZOROASTER

TEMPAT IBADAH